Oleh: ilowirawan | November 2, 2009

SIKDA-ku kini…

simkes

Alumni SIMKES

Sebenarnya SIKDA (Sistem Kesehatan Daerah) di Propinsi NTB ini telah dibangun sejak tahun 2007 karena Sistem Informasi Kesehatan yang ada sekarang belum berjalan baik. Masih terjadi overlapping dan terjadi fragmentasi pencatatan dan pelaporan sehingga dalam perencanaan dan pengambilan keputusan belumlah berdasarkan data akurat dan terbaru.

Beberapa lulusan SIMKES (Sistem Informasi Manajemen Kesehatan)  sesungguhnya telah dimilki NTB ini dan tersebar di hampir seluruh kabupaten/kota yang ada.  Ini merupakan asset bagi kabupaten/kota dalam mengembangkan SIKDA tersebut. Dengan adanya lulusan SIMKES ini diharapkan pengelolaan data yang masih terfragmentasi dapat segera teratasi. Apalagi SIKDA di NTB ini telah menerapkan sistem data satu pintu (one gate system) sehingga dituntut adanya kerja sama dengan kabupaten kota se NTB.

Menjawab tantangan tersebut kami pada pada hari Sabtu 31 Oktober 2009 pukul 09.00-13.00 WITA ini telah mengadakan pertemuan sesama alumni SIMKES dengan tujuan untuk memperkuat SIKDA yang ada di NTB. Kegiatan tersebut bertempat di Dinas Kesehatan Propinsi, difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Propinsi NTB dan dibiayai sepenuhnya oleh GTZ (Gesellscaft fur Technische Zusammenarbeit) yaitu sebuah lembaga bantuan teknik yang berasal dari Republik Federal Jerman.

Pertemuan seharusnya diikuti 7 alumni, namun karena satu orang dari Kab Bima (M. Farid, SKM, MPH) berhalangan hadir maka hanya  6 orang yang ikut serta ditambah 2 orang dari Dinkes sebagai narasumber dan 1 orang dari GTZ (Ibu Zubaedah). Keenam orang tersebut adalah : Johan Effendi, S.Si, MPH dan L. Marzuki, S.Si, MPH (Loteng), Susilo Wirawan, SKM, MPH (Jur Gizi Poltekkes Mataram), Kartiawan, SKM, MPH (Sumbawa Besar) A. Haris AB, SKM, M.Kes (Prodi Keperawatan Bima) ditambah Novita Veranita, SKM (Dinkes Prop. NTB yang saat ini masih menempuh pendidikan di SIMKES UGM Yogyakarta).

GTZ

GTZ dan Dikes NTB

Beberapa topik yang telah dibahas antara lain bahwa masih terdapatnya anggapan bahwa SIKDA itu identik dengan computerized. Perlu upaya keras agar pandangan yang keliru tersebut bisa segera diluruskan. Selanjutnya ibu Zubi (begitu beliau biasa disapa) setuju dan sependapat dengan  P Johan bahwa salah satu sebab terfragmentasi data adalah karena begitu banyaknya software aplikasi yang ditawarkan. Selanjutnya hal-hal lain seputar isue hangat yang berkaitan dengan SIKDA tak lupa dijadikan bahan diskusi antar peserta.

Beberapa kesepakatan yang dihasilkan antara lain :

  1. Dibentuk Working Group (WG) dengan koordinator Susilo W (hiii.. hiii.. koq saya lagi sih….)
  2. Perlu dilakukan upaya advokasi ke kabupaten/kota untuk jejaring/WG yang telah dibentuk.
  3. Komunikasi antar anggota tim dilakukan melalui e-mail, SMS maupun telepon
  4. Ada resources (SDM) yang mendukung SIKDA dari kabupaten hingga propinsi

Sampai dengan pukul 13.00 WITA pertemuanpun usai dan selanjutnya kami beramah tamah dengan sahabat-sahabat yang telah lama berpisah di RM/Lesehan “Kemuning” Jalan Majapahit Mataram. SIKDA…. I’m coming n lovin’ it…


Tanggapan

  1. Chayoo Pak Susilo! Semangat ya! Sangat membanggakan punya kolega seperti Anda 🙂

    Heee…heeee… CT makin mekar hidungku. Sy juga bangga ada salah seorang sahabat di negeri kangguru sana. Salah satu aset (SDM) Poltekkes yang nggak optimal dimanfaatkan ma Poltek. Gimana kuliahnya di Australia…??? lancar kan…cepetan selesai ya. Biar lekas maju Poltekkes kita ni…

    • Sejauh ini masih bisa bertahan Pak, hehe.. mohon doanya ya Pak Susilo 🙂

  2. mantap boss, sekali waktu kita bisa share pengalaman ….


Tinggalkan Balasan ke Chandra Saja Batalkan balasan

Kategori